Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup
Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi.
produsen dan Konsumen,secara sederhana akan melakukan kegiatan penjualan
dan pembelian di pasar yang saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingannya masing-masing.Dalam transaksi pasar tersebut,mereka akan terikat
dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli,dan kemudian ditetapkanlah
harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.Untuk memfasilitasi kegiatan
produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian kita
memerlukan lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar
modal,lembaga asuransi,lembaga penjamin,pegadaian atau lembaga keuangan mikro
yang terdapat di daerah pedesaan.Lembaga perbankan peranannya sangat vital
untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat,yang selanjutnya mereka
akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas
perkreditan atau jasa perbankan lainnya.Pergerakan sektor ekonomi dari
produsen,biasa disebut oleh para ekonom dengan perkembangan sektor riil,yang
perkembangannya dapat diketahui secara tidak langsung dengan memonitor antara
lain data perkembangan pemberian fasilitas kredit baru oleh perbankan nasional
dan data perkembangan produksi dari berbagai kegiatan sektor ekonomi.Sistem
perekonomian sederhana tersebut dalam keadaan normal biasanya akan berjalan
dengan sendirinya,tanpa perlu pengaturan yang ketat dari Pemerintah.Dan memang
inilah yang biasa didambakan oleh para teknokrat ekonomi klasik, bahwa pasar
dapat mengatur segalanya dengan baik dan sempurna.Dengan perkataan lain
seolah-olah sistem perekonomian tersebut akan bekerja secara otomatis melalui
tangan kuat yang mengaturnya dari luar,atau biasa disebut dengan the invisible
hand.
A.Analisis Pendapatan Nasionl
Dengan Perekonomian Tertutup Sederhana dua sektor
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya,manusia harus mempunyai
penghasilan. Setiap penghasilan yang diterima oleh seseorang merupakan
pendapatan bagi orang tersebut.Pendapatan dari orang perorang dari suatunegara
akan dihitung dalam pendapatan nasional.Namun,tidak semua pendapatan yang
diterima seseorang dihitung sebagai pendapatan nasional.Seorang ibu rumah
tangga bekerja guna melayani keperluan rumah tangganya,seperti
memasak,mencuci,dan ibu tersebut sudah menghasilkan barang berupa makanan dan
jasa.Akan tetapi barang dan jasa yang dihasilkan tersebut tidak dihitung dalam
pendapatan nasional karena tidak dijual kepada orang lain dan tidak mendapatkan
balas jasa.Apabila ibu rumah tangga tadi membuka usaha,misalnya rumah makan
atau menerima pesanan makanan untuk umum,maka balas jasa yang diterimanya dapat
dihitung dalam pendapatan nasional.Seorang pelukis membuat suatu lukisan dan
menjualnya kepada orang lain.Pelukis tersebut memperoleh pendapatan dari hasil
penjualan produk yang dihasilkannya. Maka pendapatan pelukis ini dihitung dalam
pendapatan nasional.Beberapa tahun kemudian,apabila lukisan tersebut dijual
oleh orang yang membeli lukisan dari pelukis,maka hasil penjualan itu menjadi
pendapatan baginya.Akan tetapi,pendapatan itu tidak dihitung dalam pendapatan
nasional,karena tidak ada produksi barang atau jasa yang dihasilkan.
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap golongan masyarakat dalam suatu
negara yang dijual kepada orang lain disebut produk nasional.Apabila produk
nasional dinilai dengan uang disebut pendapatan nasional.Produk nasional maupun
pendapatan nasional perlu dihitung untuk mengetahui kemajuan ekonomi dalam
suatu negara.Produk nasional terdiri atas bermacam-macam produk yang jenisnya
berbeda-beda.Tidak ada satuan alat ukur yang dapat digunakan untuk menghitung
jumlah produk yang dihasilkan.Oleh sebab itu,alat ukur yang paling mudah adalah
harga.Dengan menilai setiap produk dengan harga, maka kita dapat mengetahui
besarnya pendapatan nasional dalam suatu negara.Dalam rangka mencapai
kemakmuran suatu negara,usaha peningkatan pendapatan nasional merupakan suatu
keharusan.Usaha peningkatan pendapatan nasional harus disertai dengan pengendalian
pertumbuhan penduduk.Apabila pertumbuhan penduduk berlangsung tanpa
kendali,peningkatan pendapatan per kapita tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan, bahkan bisa terjadi pendapatan per kapita akan menurun.Oleh karena
itu,pertumbuhan penduduk harus dikendalikan agar tingkat pertumbuhannya tidak
melebihi pendapatan nasional.
B.Model Analisis Dengan Variabel
Investasi dan Tabungan
Konsumsi adalah bagian pendapatan yang
dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang
tidak dikomsumsi.Jadi,besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya konsumsi
ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable)
perekonomian tersebut.Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomiandan
pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian
tersebut. Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes
dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi
dan pertambahan tabungan (saving).Apabila fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut.
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus,dan ini
disebabkan nilai MPC dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi
adalah kurang dari 45 dan selalu memotong garis 45.Sifat ini disebabkan MPC
lebih kecil dari satu.Fungsi konsumsi memotong garis 45 pada nilai pendapatan
nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada tingkat pendapatan itu konsumsi
rumah tangga = pendapatan nasional.Fungsi tabungan memotong sumbu datar pada
pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada pendapatan ini tabungan
rumah tangga = 0.
Jumlah pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, antara lain, tergantung
pada hal berikut.
1.
Besarnya pendapatan rumah tangga setelah
dikurangi pajak penghasilan dan potongan-potongan.
2.
Komposisi rumah tangga (jumlah dan umur
anggota rumah tangga).
3.
Tuntutan lingkungan.
Sedangkan jumlah pendapatan yang ditabung tergantung pada hal berikut.
1.
Jumlah pendapatan yang diterima dan
besarnya bagian yang akan dikeluarkan untuk konsumsi.
2.
Jumlah pendapatan yang ingin disimpan
untuk tujuan berjaga-jaga dan menghadapi keadaan mendadak di waktu yang akan
dating.
3.
Tingkat bunga. Bila tingkat bunga bank
naik, orang cenderung mengurangi bagian pendapatan untuk tujuan konsumsi dan
meningkatkan tabungan atau investasi.
Manfaat;
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu
periode,perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain,
diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri,pertanian,atau
negara jasa.
Contohnya,berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk
negara pertanian atau agraris,Jepang merupakan negara industri,Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa,dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan
nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor
pertanian,pertambangan,industri,perdaganan,jasa,dan sebagainya. Data tersebut
juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke
waktu,membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah,dan sebagai
landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi;
1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sector-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat,maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran.Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga,tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah
pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk
memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari
pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.Antara konsumsi,pendapatan,dan
tabungan sangat erat hubungannya.Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes
yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.
C.Angka Pengganda
Ada beberapa pengertian dari angka pengganda uang yaitu:
Money Multiplier atau angka pengganda
uang adalah merupakan proses pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan
penawaran uang “Money Multiplier is the number of deposit (loan)
dollars that the banking system can create from $1of excess
reserves; equal to 1 required reserve ratio” (Schiller,
1996:279 – 280).
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan
bahwa angka pengganda uang atau money multiplier ada hubungannya dengan
cadangan dollar,sistem perbankan dengan kurs dollar “Money Multiplier
is ratio of the changes in the quantity of money to the changes in
the monetary base” (Parkin, 1993 :768).Monetary
base (uang primer) adalah jumlah uang kartal ditambah cadangan
bank.Jika monetary base naik,maka uang kartal dan cadangan
bank juga naik.Sedangkan jika cadangan bank naik maka dapat menciptakan
pinjaman dan tambahan uang yang beredar.Money Multiplier adalah proses
penciptaan uang secara sederhana oleh bank umum, yaitu sebagai
berikut:
Contoh: Bank Nasional memberikan
pinjaman kepada Tuan Abdulah sebesar Rp 1 juta.Asumsi tidak ada kebocoran
kas,Tuan Abdulah menyimpan uang Rp 1 juta tersebut ke Bank Perdana dalam bentuk
giro (demand deposit),Perkembangan sistem NOW (giro tanpa bunga) dan pasar uang
membuat makin luasnya pengertian M1 dengan memasukkan juga NOW dan rekening-rekening
yang serupa pada koperasi simpan-pinjam dan bank-bank tabungan(selain uang
kartal yang biasa kita lihat dan deposito).Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1
(uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2
(uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati,
2000: 162).Uang kartal (currencies) adalah uang yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau
uang logam.Uang giral (deposit money) adalah uang yang dikeluarkan
oleh suatu bank umum.Contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi
meliputi:Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu.Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada BPR.Deposito berjangka(time deposit) adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian
antara penyimpanan dengan BPR bersangkutan.Sertifikat deposito adalah deposito
berjangka yang buku simpanannya dapat diperdagangkan.(Subagyo, 1997: 10,72 –
73).Menurut Dombush ada beberapa cara untuk mempengaruhi uang beredar,salah
satunya yaitu melalui koefisien angka pengganda uang.Nilai koefisien
angka pengganda uang tergantung pada nilai dari uang kartal dan cadangan
bank.Semakin kecil nilai dari rasio tersebut, semakin besar nilai koefisien
angka pengganda uang. Nilai uang kartal yang rendah berarti masyarakat lebih suka
menyimpan uang tunainya di bank daripada di rumah. Selanjutnya nilai cadangan
bank yang rendah berarti lebih banyak uang giral yang bisa diciptakan dari
setiap rupiah uang inti yang dipegang bank. Bagian dari jumlah uang beredar
yang dipegang masyarakat dalam bentuk uang tunai merupakan pencerminan kehendak
dan perilaku masyarakat (Nilawati, 2000: 160)
D.Hubungan Antara Pertumbuhan
Ekonomi Inflasi dan Pengangguran
Didasarkan pada fakta itulah A.W.Phillips mengamati hubungan antara tingkat
inflasi dan tingkat pengangguran.Dari hasil pengamatannya,ternyata ada hubungan
yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran,dalam arti jika inflasi
tinggi,maka pengangguran akan rendah.Hasil pengamatan Phillips ini dikenal
dengan kurva Phillip.
Masalah utama dan mendasar dalam
ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi.Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya.Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih
besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran
yang tinggi.Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek
yang selalu dihadapi setiap negara.Karena itu,setiap perekonomian dan negara
pasti menghadapi masalah pengangguran,yaitu pengangguran alamiah (natural
rate of unemployment). Pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang terus
menerus membengkak.Sebelum krisis ekonomi tahun 1997,tingkat pengangguran di
Indonesia pada umumnya di bawah 5 persen dan pada tahun 1997 sebesar 5,7
persen.Tingkat pengangguran sebesar 5,7 persen masih merupakan pengangguran
alamiah.Tingkat pengangguran alamiah adalah suatu tingkat pengangguran
yang alamiah dan tak mungkin dihilangkan.Tingkat pengangguran alamiah ini
sekitar 5-6 persen atau kurang.Artinya jika tingkat pengangguran paling tinggi
5 persen itu berarti bahwa perekonomian dalam kondisi penggunaan tenaga kerja
penuh (full employment).Peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar
diban-dingkan dengan lapangan kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang (gap)
yang terus membesar. Kondisi tersebut semakin membesar setelah krisis
ekonomi.Dengan adanya krisis ekonomi tidak saja jurang antara peningkatan
angkatan kerja baru dengan penyediaan lapangan kerja yang rendah terus makin
dalam,tetapi juga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).Mengacu pada kurva
Phillips di bawah ini,dapat digambarkan bagaimana hubungan tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran di Indonesia.Untuk menggambarkan kurva Phillips di
Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang
ada.Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.
A.W.Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan
tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan
dari adanya kenaikan permintaan agregat.Dengan naiknya permintaan agre-gat,maka
sesuai dengan teori permintaan,jika permintaan naik maka harga akan naik.Dengan
tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen
meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja
merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output).Akibat dari
peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi)
maka,pengangguran berkurang.Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan
menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia
kurang tepat.Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan
inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005,ternyata secara statistik
maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran (lihat hasil analisis statistik di bawah ini).
Berbeda dengan di Indonesia,adanya kenaikan harga-harga atau inflasi pada
umumnya disebabkan karena adanya kenaikan biaya produksi misalnya naiknya Bahan
Bakar Minyak (BBM),bukan karena kenaikan permintaan.Dengan alasan inilah,maka
tidaklah tepat bila perubahan tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan
dengan inflasi. Karena itu,perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila
dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sebab,pertumbuhan ekonomi
merupakan akibat dari adanya pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan
turunan dari peningkatan investasi.Jadi jelas bahwa,pertumbuhan ekonomi
berhubungan erat dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja,begitu pula dengan
investasi.Dengan meningkatnya investasi pasti permintaan tenaga kerja akan
bertambah,sehingga dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan adanya
peningkatan investasi berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran
dengan asumsi investasi tidak bersifat padat modal.Berdasarkan pemikiran
tersebut,maka dapat dilihat bagaimana hubungan antara tingkat pertumbuhan
ekonomi dalam bentuk kurva.Dengan menggunakan data antara pengangguran dan
tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti yang digunakan dalam membuat
kurva Phillip (data tahun 1998 tidak digunakan karena mempunyai nilai ekstrim)
akan dapat digambarkan bagaimana kurva hubungan pertum-buhan ekonomi dengan
tingkat pengangguran.Kurva hubungan antara pertumbuhan ekonomi Indonesia dan
tingkat pengang-guran seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Dari hasil penggambaran diagram sebaran antara pertumbuhan ekonomi dan
tingkat pengangguran di Indonesia,terlihat bahwa hasilnya menunjukkan
kecenderungan yang sesuai dengan gambaran Kurva Philip.Selain itu,pengaruh
pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran secara statistik
signifikan.Nilai koefisien pengangguran adalah 0,464.Hasil analisis
statistik,pengaruh antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat
pengangguran di Indonsia selama periode 1980 – 2005 seperti terlihat di bawah
ini.
Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan
di atas,maka dapat disimpulkan bahwa,ada pengaruh yang signifikan antara
tingkat pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi.Apabila pertumbuhan ekonomi
meningkat 1 persen maka pengganguran akan meurun sekitar 0,46 persen.Dengan
demikian,penggambaran kurva Phillip yang menghubungkan inflasi dengan tingkat
penggangguran untuk kasus Indonesia tidak tepat untuk digunakan sebagai
kebijakan untuk menekan tingkat pengangguran.Hasil analisis statistik pengujian
pengaruh inflasi terhadap pengangguran selama periode 1980–2005 seperti
terlihat hasil analisis statistik di bawah ini juga membuktikan secara
meyakinkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata antara inflasi dengan tingkat
pengangguran.Dalam ilmu ekonomi,inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan
dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor,antara
lain,konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi
barang.Dengan kata lain,inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu.Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga.Artinya,tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi,dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan,yaitu inflasi ringan,sedang,berat,dan
hiperinflasi.Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah
angka 10% setahun;inflasi sedang antara 10%-30% setahun; berat antara 30%-100%
setahun;dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal,yaitu
tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand
pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan
sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.Bertambahnya permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi.Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.Jadi,inflasi
ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian
yang bersangkutan dalam situasi full employment.Inflasi desakan
biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi
akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga
produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.Meningkatnya biaya produksi
dapat disebabkan 2 hal,yaitu:kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan
upah atau gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta
menaikkan harga barang-barang.
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
1.
Tingkat pengeluaran agregat yang
melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2.
Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
3.
Kenaikan harga barang impor.
4.
Penambahan penawaran uang dengan cara
mencetak uang baru.
5.
Kekacauan politik dan ekonomi seperti
yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998. akibatnya angka inflasi mencapai
70%.
Referensi: