Sabtu, 28 April 2012

BAB 11 & 12


Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi.
produsen dan Konsumen,secara sederhana akan melakukan kegiatan penjualan dan pembelian di pasar yang saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.Dalam transaksi pasar tersebut,mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli,dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian kita memerlukan lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal,lembaga asuransi,lembaga penjamin,pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan.Lembaga perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat,yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya.Pergerakan sektor ekonomi dari produsen,biasa disebut oleh para ekonom dengan perkembangan sektor riil,yang perkembangannya dapat diketahui secara tidak langsung dengan memonitor antara lain data perkembangan pemberian fasilitas kredit baru oleh perbankan nasional dan data perkembangan produksi dari berbagai kegiatan sektor ekonomi.Sistem perekonomian sederhana tersebut dalam keadaan normal biasanya akan berjalan dengan sendirinya,tanpa perlu pengaturan yang ketat dari Pemerintah.Dan memang inilah yang biasa didambakan oleh para teknokrat ekonomi klasik, bahwa pasar dapat mengatur segalanya dengan baik dan sempurna.Dengan perkataan lain seolah-olah sistem perekonomian tersebut akan bekerja secara otomatis melalui tangan kuat yang mengaturnya dari luar,atau biasa disebut dengan the invisible hand.
A.Analisis Pendapatan Nasionl Dengan Perekonomian Tertutup Sederhana dua sektor
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya,manusia harus mempunyai penghasilan. Setiap penghasilan yang diterima oleh seseorang merupakan pendapatan bagi orang tersebut.Pendapatan dari orang perorang dari suatunegara akan dihitung dalam pendapatan nasional.Namun,tidak semua pendapatan yang diterima seseorang dihitung sebagai pendapatan nasional.Seorang ibu rumah tangga bekerja guna melayani keperluan rumah tangganya,seperti memasak,mencuci,dan ibu tersebut sudah menghasilkan barang berupa makanan dan jasa.Akan tetapi barang dan jasa yang dihasilkan tersebut tidak dihitung dalam pendapatan nasional karena tidak dijual kepada orang lain dan tidak mendapatkan balas jasa.Apabila ibu rumah tangga tadi membuka usaha,misalnya rumah makan atau menerima pesanan makanan untuk umum,maka balas jasa yang diterimanya dapat dihitung dalam pendapatan nasional.Seorang pelukis membuat suatu lukisan dan menjualnya kepada orang lain.Pelukis tersebut memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk yang dihasilkannya. Maka pendapatan pelukis ini dihitung dalam pendapatan nasional.Beberapa tahun kemudian,apabila lukisan tersebut dijual oleh orang yang membeli lukisan dari pelukis,maka hasil penjualan itu menjadi pendapatan baginya.Akan tetapi,pendapatan itu tidak dihitung dalam pendapatan nasional,karena tidak ada produksi barang atau jasa yang dihasilkan.
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap golongan masyarakat dalam suatu negara yang dijual kepada orang lain disebut produk nasional.Apabila produk nasional dinilai dengan uang disebut pendapatan nasional.Produk nasional maupun pendapatan nasional perlu dihitung untuk mengetahui kemajuan ekonomi dalam suatu negara.Produk nasional terdiri atas bermacam-macam produk yang jenisnya berbeda-beda.Tidak ada satuan alat ukur yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah produk yang dihasilkan.Oleh sebab itu,alat ukur yang paling mudah adalah harga.Dengan menilai setiap produk dengan harga, maka kita dapat mengetahui besarnya pendapatan nasional dalam suatu negara.Dalam rangka mencapai kemakmuran suatu negara,usaha peningkatan pendapatan nasional merupakan suatu keharusan.Usaha peningkatan pendapatan nasional harus disertai dengan pengendalian pertumbuhan penduduk.Apabila pertumbuhan penduduk berlangsung tanpa kendali,peningkatan pendapatan per kapita tidak akan mencapai hasil yang memuaskan, bahkan bisa terjadi pendapatan per kapita akan menurun.Oleh karena itu,pertumbuhan penduduk harus dikendalikan agar tingkat pertumbuhannya tidak melebihi pendapatan nasional.
B.Model Analisis Dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi.Jadi,besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut.Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomiandan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut. Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).Apabila fungsi konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut.
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus,dan ini disebabkan nilai MPC dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi adalah kurang dari 45 dan selalu memotong garis 45.Sifat ini disebabkan MPC lebih kecil dari satu.Fungsi konsumsi memotong garis 45 pada nilai pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada tingkat pendapatan itu konsumsi rumah tangga = pendapatan nasional.Fungsi tabungan memotong sumbu datar pada pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada pendapatan ini tabungan rumah tangga = 0.
Jumlah pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, antara lain, tergantung
pada hal berikut.
1.     Besarnya pendapatan rumah tangga setelah dikurangi pajak penghasilan dan potongan-potongan.
2.     Komposisi rumah tangga (jumlah dan umur anggota rumah tangga).
3.     Tuntutan lingkungan.
Sedangkan jumlah pendapatan yang ditabung tergantung pada hal berikut.
1.     Jumlah pendapatan yang diterima dan besarnya bagian yang akan dikeluarkan untuk konsumsi.
2.     Jumlah pendapatan yang ingin disimpan untuk tujuan berjaga-jaga dan menghadapi keadaan mendadak di waktu yang akan dating.
3.     Tingkat bunga. Bila tingkat bunga bank naik, orang cenderung mengurangi bagian pendapatan untuk tujuan konsumsi dan meningkatkan tabungan atau investasi.
    Manfaat;
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode,perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,pertanian,atau negara jasa. Contohnya,berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,Jepang merupakan negara industri,Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa,dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian,pertambangan,industri,perdaganan,jasa,dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah,dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi;
 1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sector-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat,maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga,tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
 2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.Antara konsumsi,pendapatan,dan tabungan sangat erat hubungannya.Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
 3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
C.Angka Pengganda
Ada beberapa pengertian dari angka pengganda uang yaitu:
Money Multiplier atau angka pengganda uang adalah merupakan proses pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang “Money Multiplier is the number of deposit (loan) dollars that the banking system can create from $1of excess reserves; equal to 1 required reserve ratio” (Schiller, 1996:279 – 280).
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa angka pengganda uang atau money multiplier ada hubungannya dengan cadangan dollar,sistem perbankan dengan kurs dollar “Money Multiplier is ratio of the changes in the quantity of money to the changes in the monetary base” (Parkin, 1993 :768).Monetary base (uang primer) adalah jumlah uang kartal ditambah cadangan bank.Jika monetary base naik,maka uang kartal dan cadangan bank juga naik.Sedangkan jika cadangan bank naik maka dapat menciptakan pinjaman dan tambahan uang yang beredar.Money Multiplier adalah proses penciptaan uang secara sederhana oleh bank umum, yaitu sebagai berikut:
Contoh: Bank Nasional memberikan pinjaman kepada Tuan Abdulah sebesar Rp 1 juta.Asumsi tidak ada kebocoran kas,Tuan Abdulah menyimpan uang Rp 1 juta tersebut ke Bank Perdana dalam bentuk giro (demand deposit),Perkembangan sistem NOW (giro tanpa bunga) dan pasar uang membuat makin luasnya pengertian M1 dengan memasukkan juga NOW dan rekening-rekening yang serupa pada koperasi simpan-pinjam dan bank-bank tabungan(selain uang kartal yang biasa kita lihat dan deposito).Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati, 2000: 162).Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam.Uang giral (deposit money) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum.Contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi:Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada BPR.Deposito berjangka(time deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan BPR bersangkutan.Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang buku simpanannya dapat diperdagangkan.(Subagyo, 1997: 10,72 – 73).Menurut Dombush ada beberapa cara untuk mempengaruhi uang beredar,salah satunya yaitu melalui koefisien angka pengganda uang.Nilai koefisien  angka pengganda uang tergantung pada nilai dari uang kartal dan cadangan bank.Semakin kecil nilai dari rasio tersebut, semakin besar nilai koefisien angka pengganda uang. Nilai uang kartal yang rendah berarti masyarakat lebih suka menyimpan uang tunainya di bank daripada di rumah. Selanjutnya nilai cadangan bank yang rendah berarti lebih banyak uang giral yang bisa diciptakan dari setiap rupiah uang inti yang dipegang bank. Bagian dari jumlah uang beredar yang dipegang masyarakat dalam bentuk uang tunai merupakan pencerminan kehendak dan perilaku masyarakat (Nilawati, 2000: 160)

D.Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Inflasi dan Pengangguran
Didasarkan pada fakta itulah A.W.Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.Dari hasil pengamatannya,ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran,dalam arti jika inflasi tinggi,maka pengangguran akan rendah.Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi.Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan  setiap tahunnya.Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi.Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara.Karena itu,setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran,yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). Pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang terus menerus membengkak.Sebelum krisis ekonomi tahun 1997,tingkat pengangguran di Indonesia pada umumnya di bawah 5 persen dan pada tahun 1997 sebesar 5,7 persen.Tingkat pengangguran sebesar 5,7 persen masih merupakan pengangguran alamiah.Tingkat pengangguran alamiah adalah suatu tingkat pengangguran yang alamiah dan tak mungkin dihilangkan.Tingkat pengangguran alamiah ini sekitar 5-6 persen atau kurang.Artinya jika tingkat pengangguran paling tinggi 5 persen itu berarti bahwa perekonomian dalam kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (full employment).Peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar diban-dingkan dengan lapangan kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang (gap) yang terus membesar. Kondisi tersebut semakin membesar setelah krisis ekonomi.Dengan adanya krisis ekonomi tidak saja jurang antara peningkatan angkatan kerja baru dengan penyediaan lapangan kerja yang rendah terus makin dalam,tetapi juga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).Mengacu pada kurva Phillips di bawah ini,dapat digambarkan bagaimana hubungan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia.Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada.Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.

A.W.Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat.Dengan naiknya permintaan agre-gat,maka sesuai dengan teori permintaan,jika permintaan naik maka harga akan naik.Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output).Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka,pengangguran berkurang.Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat.Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005,ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran (lihat hasil analisis statistik di bawah ini).
Berbeda dengan di Indonesia,adanya kenaikan harga-harga atau inflasi pada umumnya disebabkan karena adanya kenaikan biaya produksi misalnya naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM),bukan karena kenaikan permintaan.Dengan alasan inilah,maka tidaklah tepat bila perubahan tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan dengan inflasi. Karena itu,perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sebab,pertumbuhan ekonomi merupakan akibat dari adanya pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan dari peningkatan investasi.Jadi jelas bahwa,pertumbuhan ekonomi berhubungan erat dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja,begitu pula dengan investasi.Dengan meningkatnya investasi pasti permintaan tenaga kerja akan bertambah,sehingga dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan adanya peningkatan investasi berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran dengan asumsi investasi tidak bersifat padat modal.Berdasarkan pemikiran tersebut,maka dapat dilihat bagaimana hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dalam bentuk kurva.Dengan menggunakan data antara pengangguran dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti yang digunakan dalam membuat kurva Phillip (data tahun 1998 tidak digunakan karena mempunyai nilai ekstrim) akan dapat digambarkan bagaimana kurva hubungan pertum-buhan ekonomi dengan tingkat pengangguran.Kurva hubungan antara pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tingkat pengang-guran seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Dari hasil penggambaran diagram sebaran antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran di Indonesia,terlihat bahwa hasilnya menunjukkan kecenderungan yang sesuai dengan gambaran Kurva Philip.Selain itu,pengaruh pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran secara statistik signifikan.Nilai koefisien pengangguran adalah 0,464.Hasil analisis statistik,pengaruh antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran di Indonsia selama periode 1980 – 2005 seperti terlihat di bawah ini.
Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan di atas,maka dapat disimpulkan bahwa,ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi.Apabila pertumbuhan ekonomi meningkat 1 persen maka pengganguran akan meurun sekitar 0,46 persen.Dengan demikian,penggambaran kurva Phillip yang menghubungkan inflasi dengan tingkat penggangguran untuk kasus Indonesia tidak tepat untuk digunakan sebagai kebijakan untuk menekan tingkat pengangguran.Hasil analisis statistik pengujian pengaruh inflasi terhadap pengangguran selama periode 1980–2005 seperti terlihat hasil analisis statistik di bawah ini juga membuktikan secara meyakinkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata antara inflasi dengan tingkat pengangguran.Dalam ilmu ekonomi,inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor,antara lain,konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.Dengan kata lain,inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.Artinya,tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan,yaitu inflasi ringan,sedang,berat,dan hiperinflasi.Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun;inflasi sedang antara 10%-30% setahun; berat antara 30%-100% setahun;dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal,yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.Inflasi tarikan permintaan (Inggdemand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi.Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.Jadi,inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.Inflasi desakan biaya (Inggcost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu:kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah atau gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
1.     Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2.     Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
3.     Kenaikan harga barang impor.
4.     Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru.
5.     Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998. akibatnya angka inflasi mencapai 70%.
Referensi:













BAB 10


PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian

Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36).
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55).
Sir William Petty adalah pencetus konsep pendapatan nasional yang pertama kali pada tahun 1665 di negara Inggris. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Akurasi sistem penghitungan pendapatan nasional akan menjadi lebih baik jika Kantor statistik memperkirakan tehnik perhitungannya atas dasar pendekatan penerimaan agregat, seperti yang dilakukan oleh sebagian besar negara-negara maju.
Sedangkan di negara berkembang, termasuk Indonesia, pendapatan nasionalnya dihitung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran agregat. Alasannya kita belum memiliki data yang lengkap tentang laporan pendapatan dari masing-masing rumah tangga di seluruh penjuru tanah air.
Untuk menganalisa pendapat nasional, ada 2 variabel yaitu :
1. Variabel indogen yang nilainya dapat diperoleh setelah dihubungkan dengan variabel dalam suatu model.
2. Variabel exsogen merupakan variabel yang besarnya ditentukan oleh kekuatan diluar model. Dalam pembahasan ini variabel Investasi merupakan variabel exogen (dianggap tetap).

Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu :

1. Gross National Product (GNP) atau disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut (Sukirno, 2008, p35).


2. Gross Domestic Product (GDP) atau disebut juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik warga negara asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.

B. Metoda Perhitungan Pendapatan Nasional
Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang di hasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Sebab,besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian. Yang pertama,besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja,barang modal,uang dan kemampuan kewirausahawanan) di gunakan untuk memproduksi barang dan jasa.Yang kedua,besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu Negara.Yang ketiga,besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah mendasar yang di hadapi suatu perekonomian.


Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

• Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
• Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
• Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional, yaitu :
• Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional.Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran. Maka persamaan PDB yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Output nasional (PDB) = C + I + G + EX - M

• Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

• Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

C. Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB

Sampai batas-batas tertentu,angka PDB per kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara. Nilai PDB suatu peride tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga yang di produksi dengan jumlah barang yang di hasilkan.
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antarnegara,ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan yaitu :
1.jumlah dan komposisi penduduk
2.jumlah dan struktur kesempatan kerja
3.faktor-faktor ekonomi


D. penghitungan PDB dan kegiatan-kegiatan ekonomi tak tercatat

statistikPDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian Negara.

Manfaat dan keterbatasan perhitungan PDB

Yang mencakup pembahasan ini adalah :
a. perhitungan PDB dan analisis kemakmuran, perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran sutu Negara dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk.


b. perhitungan PDB dan masalah kesejahteraan social, perhitungan PDB maupun PDB per kapita juga dapat di gunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan social suatu masyrakat.


c. PDB per kapita dan masalah produktivitas

Sampai batas-batas tertentu, angka PDB perkapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara. Untuk memperoleh perbandingan prokditivitas antar Negara, ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan :
> Jumlah dan komposisi penduduk
> Jumlah dan struktur kesempatan kerja
> Faktor-faktor nonekonomi
Referensi:

BAB 8 & 9


Struktur Pasar
Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output.Pada sisi permintaan,pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan pasar adalah penjumlahan dari permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali.Namun pada sisi penawarannya, jumlah penjual bervariasi dari jumlah yang sangat banyak sampai jumlah yang sedikit,bahkan hanya satu penjual.Berdasarkan jumlah penjual yang ada,struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu :
1.     Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual sangat banyak.
2.    Pasar Monopoli : pasar dengan hanya satu penjual.
3.    Pasar Oligopoli : pasar dengan jumlah penjual sedikit.
4.    Pasar Persaingan Monopolistik : pasar dengan banyak penjual tetapi produk produknya heterogen, sehingga masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga.
Ketiga pasar terakhir termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna ( imperfect
competitive market).

A.Pasar Persaingan Sempurna
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan tingkat efisiensi yang tinggi.Oleh karena itu dalam analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna.Tetapi dalam praktek tidak mudah untuk menentukan suatu industri dapat digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna yang sesungguhnya (sesuai teori).Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri struktur pasar tersebut.Namun,sebagai landasan teori untuk analisis ekonomi, mempelajari ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sangat penting.
Asumsi-Asumsi
Model persaingan sempurna didasari oleh asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.     Terdapat sangat banyak penjual dan pembeli. Oleh karena terdapat sangat banyak produsen atau perusahaan, maka setiap produsen atau perusahaan hanya memasok produk sebagian kecil saja dari total produk yang ditawarkan di pasar.Pembeli juga sangat banyak sehingga secara individual mereka tidak mempunyai kekuatan monopsoni untuk mempengaruhi mekanisme di dalam pasar.
2.    Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah homogen. Pasar diartikan sebagai gabungan dari produsen yang memproduksi produk yang homogeny atau identik. Ini berarti bahwa antara produk dari produsen yang satu dengan produk dari produsen yang lain bersifat substitusi sempurna.Oleh karena itu,para pembeli tidak dapat membedakan produk- produk dari produsen yang berbeda.
3.    Setiap produsen adalah pengambil harga ( price taker).Implikasi dari kedua asumsi di atas adalah bahwa produsen secara individual tidak dapat mempengaruhi harga pasar yang berlaku dengan mengubah jumlah produk yang ditawarkan. Dengan demikian setiap produsen hanya menerima harga pasar.Produsen dapat menawarkan produk berapapun jumlahnya dengan harga pasartersebut.
4.    Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan keluar pasar ( free entry and exit of firms).Tidak ada hambatan bagi setiap perusahaan untuk masuk ke pasar atau keluar dari pasar.
5.    Maksimisasi profit/keuntungan.Tujuan dari semua perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan. Tidak ada tujuan lain.
6.    Tidak ada regulasi dari pemerintah. Tidak ada intervensi pemerintah di dalam pasar ( seperti tarif, subsidi, pembatasan produksi, dan sebagainya). Struktur pasar di mana telah dipenuhi asumsi-asumsi di atas disebut pasar persaingan murni (pure competition). Untuk pasar persaingan sempurna (perfect competition)memerlukan asumsi-asumsi tambahan sebagai berikut.
7.    Mobilitas faktor-faktor produksi sempurna. Faktor-faktor produksi bebas berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui mekanisme ekonomi.Dengan kata lain, terjadi persaingan sempurna di dalam pasar input.
8.    Pengetahuan sempurna ( perfect knowledge).Semua penjual dan pembeli diasumsikan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang kondisi pasar, baik kondisi sekarang maupun yang akan datang. Dengan demikian kondisi ketidakpastian di masa mendatang dapat diantisipasi.Informasi pasar dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa biaya.Berdasarkan asumsi-asumsi di atas kita akan menganalisis ekuilibrium atau keseimbangan produsen/ perusahaan dan pasar/industri di dalam jangka pendek dan jangka panjang.Ekuilibrium produsen dicapai pada saat perusahaannya mencapai keuntungan maksimum. Ekuilibrium pasar atau industri dicapai apabila (a) semua perusahaan dalam posisi ekuilibrium, dan (b) jumlah produk semua perusahaan tersebut sama dengan jumlah permintaan semua konsumen.

Ekuilibrium Jangka Pendek
Analisis jangka pendek (shrot run), yaitu di mana dianggap bahwa setiap produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi produsen-produsen baru masuk ke dalam pasar.Sedangkan analisis jangka panjang(long run) adalah di mana dimungkinkan adanya baik perluasan kapasitas pabrik oleh perusahaan-perusahaan yang telah ada maupun pembangunan pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke pasar.

Ekuilibrium Perusahaan Jangka Pendek
Suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium ketika ia mencapai keuntungan ( Ï€ ) maksimum. Keuntungan ( Ï€ ) didefinisikan sebagai perbedaan antara total cost (TC) dan total revenue (TR), sehingga dapat ditulis : Ï€ = TR – TC. Seperti telah dibahas pada Bab VI, bahwa ekuilibrium perusahaan secara grafis dapat ditunjukkan melalui dua pendekatan, yaitu (1) menggunakan kurve TR dan TC ( lihat Gb. 1),dan (2) menggunakan kurve MR dan MC (lihat Gb. 2) Di dalam Gb. 2 ditunjukkan posisi ekuilibrium perusahaan dengan menggunakan kurve TR dan TC dalam pasar persaingan sempurna. Kurve TR adalah suatu garis lurus melalui origin, menunjukkan bahwa harga output adalah konstan pada semua tingkat output.Produsen adalah price taker dan dapat menjual
setiap outputnya pada harga pasar yang berlaku dengan TR naik proporsional dengan volume penjualannya. Slope kurve TR adalah marginal revenue (MR). MR ini konstan dan sama dengan harga pasar, karena semua unit output dijual pada harga yang sama.
Kondisi Ekuilibrium dengan Kurve TR dan TC (Gb. 1)
Dengan demikian, MR = AR = Pq. Perusahaan mencapai keuntungan maksimum pada penjualan output Qe, di mana jarak vertikal antara kurvr TR dan kurve TC paling lebar.Pada penjualan output di bawahnya atau di atasnya, total keuntungan tidak maksimum. Pada penjualan di bawah QA ( disebelah kiri titik A) dan di atas QB (disebelah kanan titik B) perusahaan menderita kerugian.Di dalam Gb. 2. ditunjukkan kurve-kurve marginal cost (MC), average cost (AC) dan kurve permintaannya (D ).
Kondisi Ekuilibrium dengan Kurve MR dan MC (Gb. 2)
Dalam persaingan sempurna kurve permintaan adalah juga kurve AR dan kurve MR.Kurve MC memotong kurve ATC pada titik minimumnya. Perusahaan mencapai keuntungan maksimum pada tingkat penjualan output di mana MR = MC, yaitu pada titik e, di mana kurve MC memotong kurve MR. Di sebelah kiri titik e, belum mencapai keuntungan maksimum, karena setiap penjualan unit output di sebelah kiri Qe masih memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari marginal costnya. Di
sebelah kanan Qe, biaya setiap tambahan unit output lebih tinggi dari penerimaan (revenue) yang diperoleh dari penjualannya, sehingga total keuntungan berkurang dan dapat menderita kerugian. Dari bahasan ini dapat ditarik kesimpulan :
1.  Jika MC < MR total keuntungan belum maksimum, perusahaan harus meningkatkan outputnya.
2.  Jika MC > MR tingkat keuntungan menjadi menurun, perusahaan harus menghentikan produksinya.
3.    Jika MC = MR tingkat keuntungan jangka pendek adalah maksimum.
Jadi syarat pertama untuk ekuilibrium perusahaan dalam jangka pendek adalah MR = MC. Namun, syarat ini belum cukup, karena pada kondisi di mana MR = MC belum tentu perusahaan dalam kondisi ekuilidrium.Dalam Gb.2. pada titik e’, di mana syarat MR = MC juga terpenuhi, tetapi perusahaan tidak dalam kondisi ekuilibrium, karena keuntungan maksimum pada tingkat output Qe > Qe’. Oleh karena itu, kondisi ekuilibrium membutuhkan syarat kedua yaitu bahwa pada saat berpotongan dengan kurve MR, MC menaik. Jadi, kurve MC memotong kurve MR harus dari bawah. Pada titik e, slope MC positif, sedangkan slope MR = 0, berarti slope MC > slope MR. Dengan demikian, syarat ekuilibrium perusahaan dalam jangka pendek adalah : (1) MC = MR dan (2) slope MC > slope MR.Dalam kenyataan, suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium tidak berarti harus menerima keuntungan ( excess profit). Apakah perusahaan menerima keuntungan atau menderita kerugian tergantung pada tingkat biaya total rata-rata (ATC). Jika ATC di bawah tingkat harga ekuilibrium, perusahaan akan menerima keuntungan (excess profit) sebesar luas bidang PqABe (Gb.3). Jika ATC diatas harga ekuilibrium, perusahaan menderita kerugian sebesar FCePq (Gb. 7.4). Dalam kasus demikian, perusahaan hanya akan meneruskan produksinya jika masih mampu menutup biaya variabelnya.
menderita kerugian minimum.Titik di mana perusahaan dalam kondisi menutup biaya variabelnya disebut “closing-down point” atau dapat disebut sebagai titik di mana perusahaan menghentikan produksinya. Dalam Gb.5 “closing-down point” perusahaan ditandai oleh titik w. Jika harga turun di bawah Pw perusahaan tidak dapat menutup biaya variabelnya dan lebih baik menutup perusahaan.
Kurve Penawaran Perusahaan dan Industri
Kurve penawaran perusahaan adalah juga kurve MC yang menaik dan terletak di atas AVC.  Pada Gb.5 , kurve penawaran adalah kurve SMC mulai dari titik w ke kanan. Di bawah harga Pw output (Q) yang ditawarkan perusahaan adalah nol.Sepanjang harga naik diatas Pw, output yang ditawarkan akan naik.Kurve SMC menunjukkan volume-volume output (Q) yang dipilih oleh produsen untuk setiap tingkat harga. Sedangkan kurve penawaran juga kurve yang menunjukkan volume-volume output (Q) yang ditawarkan oleh seorang produsen pada berbagai tingkat harga. Jadi kurve SMC = kurve penawaran perusahaan. Kurve penawaran industri atau pasar adalah penjumlahan horizontal dari
kurve-kurve penawaran perusahaan. Sebagai contoh hanya ada dua perusahaan, A dan B di dalam pasar maka kurve penawaran pasar dapat digambarkan sebagai berikut (Gb.6).
Ekuilibrium Pasar Jangka Pendek
Ekuilibrium pasar tercapai bila volume output yang ditawarkan seluruh produsen di pasar sama dengan volume output yang dibutuhkan oleh seluruh konsumen.Kondisi ini secara grafis ditunjukkan oleh titik perpotongan antara kurve penawaran pasar dengan kurve permintaan pasar. Bagaimana pencapaian posisi ekuilibrium pasar persaingan sempurna,di mana terbentuk harga pasar dan kemudian para produsen menyesuaikan tingkat produksinya dengan harga tersebut,dapat digambarkan sebagai berikut (Gb.7).Arah pencapaian ekuilibrium pada Gb.7 tersebut dapat dijelaskan menggunakan bagan sebagai berikut:
Ekuilibrium Jangka Panjang
Dalam jangka panjang ada kemungkinan perluasan ( atau penciutan) kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar.Kedua faktor tersebut mengakibatkan adanya penambahan atau pengurangan volume output yang ditawarkan di pasar. Perusahaan-perusahaan yang telah ada akan menambah kapasitas produksi dan perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar apabila perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat memperoleh keuntungan (excess profit).Keuntungan ini dapat diperoleh apabila harga yang berlaku (jangka pendek) melebihi biaya rata-rata jangka panjang (Long Run Average Cost = LAC).Jadi jika P > LAC maka perusahaan-perusahaan yang ada akan memperluas kapasitas produksinya dan atau perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar.Adanya perluasan kapasitas produksi dan pendirian pabrik-pabrik baru tersebut akan menyebabkan bertambahnya volume output yang ditawarkan di pasar dan selanjutnya menyebabkan harga turun.Hal ini secara grafis,ditandai dengan bergesernya kurve penawaran pasar ke kanan dan turunnya harga.Bila harga turun sampai tingkat di mana P = LAC,maka tidak ada lagi insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk menambah kapasitas produksi maupun perusahaan-perusahaan baru membangun pabrik-pabrik,karena pada saat ini tidak ada keuntungan lebih ( excess profit).Yang ada hanya keuntungan normal,yaitu keuntungan yang sudah termasuk dihitung dalam LAC.Jadi, keuntungan normal diperoleh pada tingkat output di mana P = LAC.Dengan demikian pada kondisi di mana P = LAC,tidak ada lagi penambahan kapasitas produksi dan pendirian pabrik baru.

B.Pasar Monopoli
Struktur pasar yang bertentangan dengan pasar persaingan sempurna adalah monopoli.Monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi produk yang mirip (close substitute), dan terdapat hambatan masuk (barriers to entry) ke pasar.

Ciri-ciri pasar monopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.          Hanya ada satu penjual.Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat jual-beli yang ditentukan penjual.
2.    Tidak ada substitusi produk yang mirip.Misalnya,aliran listrik.Aliran listrik tidak mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi sifatnya berbeda, misalnya, lampu minyak.Lampu minyak tidak dapat menggantikan fungsi aliran listrik untuk menyalakan TV, seterika,dan sebagainya.
3. Terdapat hambatan masuk ke pasar.Hambatan ini bisa berbentuk undangundang,memerlukan teknologi yang canggih,dan memerlukan modal yang sangat besar.
4.     Sebagai penentu harga ( price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi dan volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga yang dikehendaki.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya monopoli adalah :
1. Memiliki bahan mentah strategis atau pengetahuan teknis produksi yang spesifik.Perusahaan monopoli umumnya menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Sebagai contoh, Pertamina.
2.    Hak paten produk atau proses produksi.Dengan pemberian hak paten akan melidungi perusahaan atau pihak-pihak pencipta suatu produk dari peniruan pihak-pihak lain.
3.  Terdapat skala ekonomis. Pada beberapa kegiatan ekonomi, dengan menggunakan teknologi modern, produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar. Ini berarti bahwa pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi minimum, jumlah produksi adalah hampir sama dengan jumlah permintaan riel di pasar. Dengan sifat skala ekonomis demikian, pada tingkat produksi yang sangat tinggi, perusahaan dapat menurunkan harga. Keadaan seperti ini mengakibatkan perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli. Perusahaan jasaumum, seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan perusahaan kereta api adalah contoh-contoh industri yang memiliki sifat skala ekonomis seperti diterangkan di atas.
4.   Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah. Melalui peraturan pemerintah, dapat diberikan kekusaan monopoli kepada perusahaan-perusahaan atau lembagalembaga tertentu.

C.Pasar Monopolistis
Pasar monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis bentuk pasar yang ekstrem,yaitu persaingan sempurna dan monopoli.Oleh karena itu sifat-sifat bentuk pasar ini mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli dan sifat pasar persaingan sempurna.Secara umum, pasar persaingan monopolistic dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen/penjual yang menghasilkan dan menjual produk yang berbeda coraknya ( differentiated product).

Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik selengkapnya adalah sebagai berikut:
1.     Terdapat banyak penjual.Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna.Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai ukuran yang relatif sama.
2.    Produknya tidak homogen ( berbeda corak).Produk perusahaan persaingan monopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah untuk membedakan antara produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lainnya. Sifat ini adalah sifat yang penting untuk membedakannya dengan sifat pada pasar persaingan sempurna.Perbedaan-perbedaan lain dapat berupa pembungkusannya,cara pembayaran dalam pembelian, pelayanan penjualan, dan sebagainya.Karena perbedaan corak tersebut maka produk perusahaanperusahaan persaingan monopolistik tidak bersifat substitusi sempurna. Mereka hanya bersifat substitusi dekat ( close substitute) .Perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi sumber kekuatan monopoli dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik.
3.    Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan mempengaruhi harga.Kekuatan mempengaruhi harga tidak sebesar pada pasar monopoli dan oligopoly.Kekuatan mempengaruhi harga bersumber dari perbedaan corak produk.Perbedaan ini mengakibatkan para pembeli akan memilih.Pembeli dapat lebih menyukai produk suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai produk perusahaan lainnya. Sehingga jika suatu perusahaan menaikkan harga, ia masih dapat menarik pembeli walaupun tidak sebanyak sebelum kenaikan harga.Sebaliknya jika suatu perusahaan menurunkan harga,belum tentu diikuti oleh kenaikan permintaan produk yang dihasilkan.
4.    Masuk ke dalam industry atau pasar relative mudah.Masuk ke dalam pasar persaingan monopolistik tidak seberat masuk pasar monopoli dan oligopoly tetapi tidak semudah masuk pasar persaingan sempurna.Hal ini disebabkan,(1) modal yang diperlukan relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pada pasar persaingan sempurna dan (2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang sudah ada di pasar.
5.    Persaingan promosi penjualan sangat aktif.Dalam pasar persaingan monopolistik harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih dapat menarik banyak pelanggan.Sebaliknya mungkin suatu perusahaan menjual produknya dengan harga yang cukup murah tetapi tidak banyak menarik pelanggan.Oleh karena itu untuk menarik para pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan promosi, memperbaiki pelayanan,mengembangkan desain produk,meningkatkan mutu produk,dan sebagainya.

Keseimbangan Jangka Pendek
Kurve permintaan perusahaan persaingan monopolistik merupakan peralihan dari kurve permintaan perusahaan persaingan sempurna dan kurve permintaan perusahaan monopoli. Jadi, kurve tersebut sedikit miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti bahwa elastisitas permintaannya lebih kecil dari elastisitas permintaan perusahaan persaingan sempurna tetapi lebih besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli. Analisis keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama dengan analisis pada perusahaan monopoli. Bedanya,permintaan yang dihadapi perusahaan monopoli adalah seluruh permintaan pasar,sedang yang dihadapi perusahaan persaingan monopolistic adalah sebagian dari permintaan pasar.Dua keadaan keseimbangan perusahaan persaingan monopolistik ditunjukkan dalam Gb. 7.16. Gb. 7.16.a menunjukkan keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan dan Gb. 7.16.b menunjukkan perusahaan menderita kerugian.
Gb. 7.16.a menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan maksimum pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena pada keadaan ini terpenuhi dalil keuntungan ( MR = MC ).Luas PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang diperoleh. Gb. 7.16.b menunjukkan bahwa kerugian minimum pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q1 dan tingkat harga P1. Kerugian minimum sebesar P1ABC1.
Keseimbangan Jangka Panjang
Perolehan keuntungan diatas normal seperti ditunjukkan dalam Gb. 7.16.a,mengundang masuknya perusahaan-perusahaan baru.Akibatnya, setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang lebih sedikit pada berbagai tingkat harga.Ini berarti bahwa masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan kurve permintaan dan tentunya juga kurve MR perusahaan persaingan monopolistik bergeser ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan berlangsung terus sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal.Jadi,dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
D.Pasar Duopoli dan Oligopoli
Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua perusahaan yang menguasaipasar.Oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan pengusaha lainnya, baik dalam hal menentukan harga,kapasitas produksi, kualitas produk, dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli homogen, maka pasar dinamakan duopoli murni( pure duopoly) . Apabila produk yang dihasilkan tidak homogen tetapi bersifat dapat
mensubstitusi, maka pasar dinamakan duopoli yang dibedakan ( differentiated duopoly).Pasar oligopoli sama saja dengan pasar duopoli, hanya saja dalam pasar oligopoli jumlah perusahaan yang menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak (oligos = sedikit) sehingga tindakan dari pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha lainnya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha oligopoli homogen maka pasar dinamakan oligopoli murni ( pure oligopoly) dan apabila produk yang dihasilkan tidak homogen maka dinamakan oligopoli yang dibedakan ( differentiated oligopoly).

Duopoli:
Pasar duopoli jarang sekali ditemukan dalam kenyataan.Oleh karena itu teori pasar duopoli lebih banyak menggunakan asumsi-asumsi,bahkan ada yang perlu dikhayalkan.Namun,teori duopoli sangat berguna sebagai dasar bagi penyusunan teori pasar oligopoli.Teori pasar duopoli, pertama kali dikemukakan oleh ekonom Perancis Antoine Augustin Cournot pada tahun 1838 dalam karangannya berjudul “Researches into the Mathematical Principles of the Theory of Wealth”. Teori Cournot banyak dikrikik oleh ahli-ahli ekonomi, terutama tentang asumsi-asumsinya karena dianggap tidak masuk akal. Betrand-Edgeworth juga telah membuat teori duopoli yang dapat dianggap sebagai penyempurnaan teori Cournot.Untuk analisis pasar duopoli dapat digambarkan sebagai berikut. Misalnya,hanya ada pengusaha A dan pengusaha B yang menguasai pasar produk tertentu.Setiap tindakan yang dilakukan pengusaha A akan mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pengusaha B dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu untuk dapat meramalkan dengan baik tentang tindakan yang akan dilakukan oleh pengusaha pesaingnya maka pengusaha duopoli harus selalu memperhatikan perilaku pengusaha pesaingnya tersebut. Untuk hal ini tentu tidak mudah.Teori duopoli disusun berdasarkan asumsi-asumsi tentang perilaku pengusaha-pengusaha pesaing. Dengan demikian apabila asumsi-asumsi itu diubah,tentu akan muncul teori baru. Inilah yang menyebabkan adanya berbagai teori duopoli, karena asumsi-asumsi yang digunakan oleh para ahli yang menyusun teori berbeda.

Referensi :